RELASI MAKNA
Dalam setiap bahasa,
termasuk bahasa indonesia, makna kata saling berhubungan, hubungan kata itu
disebut relasi makna. Relasi makna dapat berwujud bermacam- macam antara lain :
sinonimi, antonimi dan oposisi, homonimi, homofoni,homografi, Hiponimi dan
hipernimi, Polisemi, Ambiguitas, Redundansi.
1.Sinonimi
Sinonim sering disebut dengan
persamaan kata, maksudnya kata yang mempunyai makna sama atau hampir sama
dengan kata lain.
Contoh
:
buruk =
jelek
laris =
laku
dahaga =
haus
datang = tiba
pintar = pandai
usang = lama
hancur = musnah
pulang = kembali = balik
masyarakat
= rakyat = warga
hadiah = pemberian
pria = laki- laki
enak = lezat
tampan = ganteng
hanjur =
musnah
mati = meninggal
Dari contoh diatas dapat dilihat
kata – kata bersinonim, dan tidak semua sinonim bisa dipertukarkan begitu saja.
Contoh
kalimat :
Anjing
meninggal ditabrak mobil
Kata meninggal pada kalimat di atas
tidak tepat, karena kata meninggal lebih tepat ditujukan kepada manusia, atau
kata meninggal diganti dengan kata mati. Yang lebih tepatnya anjing mati
ditabrak mobil. Jadi kata sinonim bisa digunakan sesuai dengan kepada siapa
yang ditujukan pembicaraan tersebut. Misalnya kata aku dan saya kedua kata
tersebut bersinonim, tapi kata aku lebih tepat dipakai untuk teman sebaya, dan
kata saya lebih tepat digunakan untuk orang yang lebih tua dari kita. Jadi,
kata sinonim digunakan sesuai dengan waktu, tempat,bidang kegiatan,dan lain –
lain. Dan tidak semua kata dalam bahasa indonesia mempunyai sinonim. Misalnya
kata salju, batu, kuning, beras, tidak mempunyai sinonim.
2. Antonimi dan oposisi
Antonimi sering disebut dengan lawan
kata, maksudnya maknanya kebalikan dari makna ungkapan lain.
Contoh
:
Jujur
= bohong
Tipis = tebal
Rajin = malas
Pintar = bodoh
Mahal = murah
Kaya
= miskin
Surga =
neraka
Gila = waras
Lebih jauh, berdasarkan sifatnya,
oposisi dapat dibedakan menjadi :
2.1
Oposisi Mutlak
Disini terdapat pertentangan makna
secara mutlak. Umpamanya kata masuk dan keluar. Diantara masuk dan keluar
terdapat makna yang mutlak, sebab sesuatu yang masuk tentu tidak ( belum )
keluar ; sedangkan sesuatu yang keluar tentu sudah masuk. Misalnya naik dan
turun. Diantara naik dan turun terdapat makna yang mutlak, sebab sesuatu yang
naik tentu tidak (belum) turun; sedangkan sesuatu yang turun tentu sudah naik.kedua
proses ini tidak dapat berlangsung bersamaan, tetapi secara bergantian.
2.2
Oposisi Kutub
Makna kata yang termasuk oposisi
kutub ini pertentangan tidak bersifat mutlak, melainkan bersifat gradisi,
artinya terdapat tingkat – tingkat makna pada kata tersebut. Misalnya kata kaya
dan miskin adalah dua buah kata yang beroposisi kutub. Pertentangan antara kaya
dan miskin tidak mutlak. Orang yang tidak kaya belum tentu merasa miskin, dan begitu
juga orang yang tidak miskin belom tentu merasa kaya. Bila orang yang biasa
berpendapatan satu bulan enam juta , lalu tiba – tiba menjadi satu juta rupiah,
sudah merasa dirinya miskin, sebaliknya orang seseorang yang setiap bulan hanya
berpenghasilan Rp 100.000 ,lalu tiba- tiba berpenghasilan Rp 500.000 sudah
merasa dirinya kaya.
2.3
Oposisi Hubungan
Oposisi hubungan ini sifatnya saling
melengkapi. Artinya kehadiran kata yang satu karena ada kata yang lain yang
menjadi oposisinya.Misalnya berlajar dan mengajar walaupun maknanya berlawanan
tapi kejadiannya serempak. Proses belajar dan mengajar terjadi pada waktu yang
bersamaan sehingga bisa dikatakan tadakkan ada proses mengajar jika tak ada
proses belajar. Contoh memberi dan menerima walaupun maknanya berlawanan tapi
kejadiannya serempak. Proses memberi dan menerima terjadi pada waktu bersamaan
sehingga bisa dikatakan tidakkan ada proses memberi jika tidak ada yang
menerima.
2.4
Oposisi majemuk
Oposisi majemuk ini beroposisi lebih
dari sebuah kata. Misalnya kata utara dengan kata selatan, dengan kata timur,
dengan kata barat. Kata – kata diatas lazim disebut oposisimajemuk.
3. Homonimi, Homofoni,
Homografi
Homonimi adalah suatu kata yang
memiliki makna berbeda, tetapi memiliki ejaan atau lafal yang sama. Misalnya
kata bulan yang berarti waktu dalam 30 hari, dengan kata bulan yang berarti
nama satelit bumi. Contoh lain kata salak yang berarti buah, dengan kata salak
yang berarti gonggongan anjing. Contoh lain kata genting yang berarti gawat,
dengan kata genting yang berarti benda penutup rumah.
4. Hiponimi dan
Hipernimi
Hiponimi merupakan bagian dari makna
suatu ungkapan lain. misalnya kata mawar berhiponim terhadap kata bunga, sebab
makna kata mawar termasuk makna kata bunga. Mawar memang bunga tapi bunga tidak
hanya mawar melainkan juga termasuk melati, tulip,anggrek,lidah buaya dan
sebagainya.
5. Polisemi
Polisemi adalah kata yang mempunyai
makna lebih dari satu. Misalnya kata darah dalam bahasa indonesia memiliki
makna (1) hubungan darah persaudaraan, (2) yang ada pada tubuh manusia. Jadi,
darah pada kalimat di atas memiliki makna lebih dari satu.contoh lain kata
mampu dalam bahasa indonesia memiliki makna (1) kuasa (bisa , sanggup),
melakukan sesuatu, (2) kaya mempunyai harta yang berlebihan. Dari contoh yang
kedua kata mampu di sana memiliki makna lebih dari satu, kata mampu pada
kalimat pertama maknanya seseorang itu mampu,sanggup atau bisa melakukan
sesuatu, dan pada kalimat kedua kata mampu di san a maknanya seseorang itu
kaya, memiliki harta yang berlebihan.
6. Ambiguitas
Ambiguitas artinya kata
yang bermakna ganda atau mendua arti. Umpamanya anak pejabat yang gemuk itu
berasal dari surabaya. (1) yang gemuk adalah pejabat, (2) yang gemuk adalah
anak pejabat. Contoh lain ; kucing makan tikus mati. (1) kucing memakan tikus
yang mati, (2) kucing memakan tikus yang masih hidup lalu tikus itu mati.
7. Redundansi
Redudansi artinya sebagai berlebih-
lebihan pemakaian unsur segmental dalam suatu bentuk ujaran. Umpamanya ibu
membuat kue, maknanya tidak akan berubah bila dikatakan kue dibuat oleh ibu.
Pemakaian kata oleh pada kalimat yang kedua dianggap sebagai sesuatu yang
redundansi, yang sebenarnya tidak perlu. Contoh lain ; petani mencangkul
kebunnya, maknanya tidak akan berubah bila dikatakan petani sedang mencangkul kebunnya. Pemakaian
kata sedang pada kalimat yang kedua dianggap sebagai sesuatu yang redundansi,
yang sebenarnya tidak perlu. Makna adalah sesuatu yang fononema dalam ujaran ,
sedangkan informasiadalah sesuatu yang diluar ujaran. Jadi yang sama antara
kalimat pertama dan kalimat kedua di atas bukan maknanya melainkan informasi.
Proficiat..... bisa membantu saya sebagai bahan referensi dalam mengikuti ujian tengah semester mata kuliah semantik.......
BalasHapusProficiat..... bisa membantu saya sebagai bahan referensi dalam mengikuti ujian tengah semester mata kuliah semantik.......
BalasHapusIzin mengutip isinya yoo mbakyu :) gawe tugas kuliah hehe.
BalasHapusTadi kok homonim , homofon, dan homograf.. cuma di jelasin homonim nya aja ?homofon homografnya belu..
BalasHapusThnks
BalasHapus